Teknologi Masa Depan di CES 2016

1. Disco Drone Parrot


Disco Drone Parrot adalah proyek yang menarik: cepat, cerdas, drone ultra-ringan dengan sekitar 45 menit dari waktu penerbangan. Ini akan menjadi yang pertama "siap terbang" drone berbentuk sayap, dan setiap orang pertama dapat dengan mudah percontohan. Hanya me-mount sayap untuk tubuh dan membuangnya di udara. Tidak ada keterampilan piloting diperlukan.
Ini benar-benar sebuah drone: terhubung ke ekosistem Bayan melalui Wi-Fi dan Anda pilot itu dengan Skycontroller atau aplikasi Rencana Penerbangan menggunakan GPS tertanam untuk titik arah.
Disco mewarisi 3-axis stabilisasi digital kamera drone Bebop. Drone ini lepas landas dan mendarat secara otomatis untuk pengalaman pengguna benar-benar baru dan lembut, pendaratan yang aman.
Selain itu, baru "Autopilot" mode meniru sensasi penerbangan dari pilot berpengalaman. Kami sedang merancang sistem piloting benar-benar inovatif berdasarkan kontrol dibantu: komputer mengendalikan pesawat tanpa awak dan pilot bisa bermain dengan lapangan tanpa risiko manuver buruk atau kios.

Pada setiap saat, Disco bisa masuk ke "berkeliaran" mode dan orbit sekitar tempat tujuan. Kompatibel dengan kacamata mendalam (FPV), terbang Disco akan membuat Anda merasa seperti elang dengan kecepatan luar biasa dan presisi.


2. Kamera 360 Derajat
Pada ajang tahunan Google I/O 2015, raksasa internet itu mengumumkan sebuah kamera unik yang bisa memotret 360 derajat. Mereka merancangnya bersama GoPro dengan 16 unit kamera aksi yang dijahit menjadi satu.
Kamera 360 Derajat yang memiliki nama Array tersebut bukan kamera biasa.Google membuatnya sebagai bagian dari platform Jump yang berfungsi sebagai untuk menciptakan dan membagikan konten virtual reality (VR).
Melalui platform tersebut, hasil jepretan masing-masing kamera Array dapat menyatu tanpa memunculkan frame di setiap foto. Video tiga dimensi yang dibuat menggunakan kamera ini bisa disaksikan melalui tautan ini.
Seperti dikutip KompasTekno dari Recode, Jumat (29/5/2015), hasil jepretan kamera Array juga bisa disaksikan melalui Cardboard. Alat yang dimaksud adalah headset VR termurah yang dijual 20 dollar AS atau sekitar Rp 260.000.
Vice President of Product Management Google Clay Bavor sempat mengatakan bahwa mereka saat ini sudah mendistribusikan lebih dari satu juta unit Cardboard, terhitung sejak peluncuran pertamanya.
Keberadaan Cardboard yang murah dan kamera Array ini diprediksi jadi tantangan berat untuk sistem VR dari Facebook yang membutuhkan komputer dengan spesifikasi tinggi.
Menurut GoPro, kamera Array hanya akan tersedia untuk para kreator konten YouTube selama 6 bulan ke depan. Ketersediaan ini merupakan bagian dari early access program mereka dan belum tersedia untuk publik.


3. Layar OLED
Layar OLED merupakan salah satu jenis layar yang mempunyai beberapa keunggulan, seperti halnya LED screen. Selain hemat energi dan kualitas gambar yang mampu ditampilkan juga sangat bagus, layar ini juga mempunyai ukuran yang lebih tipis dibandingkan layar tipe lainnya. Bahkan, LG berhasil membuat layar OLED yang dapat ditekuk, dilipat bahkan digulung.
LG dan Samsung sendiri dikabarkan juga mencapai kata kesepakatan untuk kerjasama pengembangan layar OLED. Mereka bahkan menggabungkan modal untuk tujuan pengembangan layar canggih ini untuk dua hingga tiga tahun ke depan. Jumlah modal yang dikucurkan dua perusahaan raksasa ini mencapai US$ 12,8 triliun.
Apple juga dikabarkan bergabung dengan dua perusahaan tersebut untuk kerjasama ini. Apple tidak ikut dalam proses pengembangan akan tetapi, Aplle hanya akan menjadi investor dana dari proyek ini. Tentunya, bergabungnya 3 perusahaan besar ini akan memberikan keuntungan bagi pengembangan layar canggih ini. Mungkin saja, dalam beberapa tahun ke depan, akan ada lebih banyak gadget yang menggunakan layar OLED untuk layar utamanya.
Ketertarikan Apple ini sangat beralasan, karena seperti rumor yang sudah beredar, produsen ponsel ini ingin membuat gadget yang lebih ringkas. Hal ini sudah terlihat dari rumor penggunaan Lighting Port dan penghilangan port 3,5 mm untuk headphone pada produk terbaru mereka. Usaha ini dilakukan untuk membuat iPhone yang lebih tipis.
Dengan menggunakan layar OLED, yang memang terkenal tipis, maka ukuran dari produk-produk terbaru mereka nantinya juga akan dapat lebih diringkas. Ditambah lagi, kualitas gambar yang dihasilkan juga sangat bagus, yang tentunya tidak akan mengurangi kualitas dari tampilan gadget Apple.

4. Virtual Reality (VR)

Virtual Reality (VR) atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi.
Lingkungan Virtual Reality terkini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampil stereokopik (Gear), tapi beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan, seperti suara melalui speaker atauheadphone.
Kecanggihannya lah yang membuat Virtual Reality menjadi sebuah teknologi yang digandrungi oleh banyak orang, khususnya anak muda. Pasalnya hingga saat ini para pengembang VR masih menitik beratkan pengembanganya untuk kegunaan entertainment seperti game.
Asal istilah Virtual Reality tidak-pasti. Pengembang realitas maya Jaron Lanier mengakui bahwa ia menggunakan istilah itu pertama kali. Suatu istilah terkait digunakan oleh oleh Myron Krueger, “kenyataan tiruan”, telah digunakan sejak 1970s. Konsep tentang realitas maya telah dipopulerkan media masa melalui film seperti Brainstorm dan Lawnmower man.
Evolusi teknologi komputer berikutnya adalah implementasi VR dan augmented reality (AR) dalam keseharian. VR adalah situasi ketika penglihatan seseorang diselimut dengan pemandangan ciptaan komputer, sedangkan AR berarti seseorang bisa melihat dunia nyata namun juga bisa menyematkan objek virtual ke dalam pandangannya.


comments
 
Copyright © 2014 Chantika88 - All Rights Reserved
.